Sabtu, 05 Oktober 2019

Mengatasi siswa yang tidak punya HP atau Android atau tidak punya kuota untuk mengerjakan soal on line

Masalah yang selalu muncul saat membuat soal on line adalah tidak punya kuota. Walaupun mengajar di Madrasah Aliyah (Setingkat SMA) yang letaknya di pusat kota, di setiap kelas, walaupun hampir sua punya HP, tapi hanya sekitar separuh dari jumlah siswa yang punya kuota. Saya juga pernah mengajar di madrasah aliyah swasta di pinggir kota, situasinya lebih parah lagi, hanya 25% yang punya android plus kuota, sisanya android tanpa kuota dan HP jadul (bukan android) dan 25% nya lagi memilih tidak membawa/memiliki HP. Bagaimana cara mengatasi hal ini?

Salah satu cara yang saya gunakan agar anak tetap bisa menyetorkan jawaban secara on line adalah dengan menyuruhnya menjawab terlebih dahulu di kertas, lalu mengirim jawaban di google.form di akhir waktu pelajaran. Jadi soal yang saya pakai tetaplah soal yang ada di buku MGMP sehingga siswa bisa tetap belajar buku di rumah. Jika itu soal ulangan, guru mungkin bisa minta anak-anak mengerjakan soal di fiewer terlebih dahulu dan menghitungnya di buku mereka. Setelah waktu yang ditentukan untuk mengerjakan habis, barulah giliran waktu untuk menginput jawaban ke google.form. Siswa bisa bergantian menggunakan hape untuk menginput jawaban mereka.

Begitu juga jika ada tugas melihat video, kita bisa menggunaka satu kuota saja untuk menontonnya melalui laptop (jika mereka bisa menonton secara berkelompok) atau satu saja di fiewer (NOBAR: Nonton Bareng), barulah kemudian menjawab soalnya sendiri-sendiri.

Andai pun peraturan sekolah melarang siswa menggunakan/membawa android, kita masih bisa memberikan tugas on line sebagai PR. Hati-hati karena ini bisa jadi modus siwa memaksa orang tua membelikannya android, karena tidak semua orang tua mampu. Kadang ortu mereka hanya buruh cuci baju, buruh tani atau ojek non-on-line. Kita harus tegas menjawab bahwa kita tidak mewajibkan siswa punya android dan kuota jika orang tua menanyakannya. Kita harus menjawab bahwa ini adalah bagian dari mengajari anak problem solving, bekerjasama dan saling membantu. Lagian cuma menginput jawaban tidak akan butuh waktu lama jika soal sudah dikerjakan di kertas.

Beruntung jika kita diijinkan menggunakan laboratorium komputer untuk mengajar menggunakan android. Tapi umumnya laboratorium komputer itu khusus untuk pelajaran TIK (Prodistik). Dan laboratorium komputer itu sangat disayang agar tidak rusak dan lancar digunakan untuk UN (Ujian Nasional) nanti, begitu juga dengan internetnya. Jadi, mengatasi masalah secara mandiri dengan menggunakan android pribadi merupakan solusi terbaik. Lagipula siswa yang punya android sudah banyak, dan android bukan hal yang asing lagi bagi anak-anak kita.

Ternyata, masalah juga muncul pada anak yang sudah punya hape dan sudah punya kuota. Masalah yang sering muncul adalah lupa password gmail mereka. Jadi, karena yang membelikan hape adalah orang tuanya, email dibuatkan orang tua dan tidak tahu passwordnya. Atau karena terlalu lama tidak buka email, mereka lupa password. Beruntumg jika nomor telepon untuk pemulihan akun gmail ada di dalam hapenya, maka password email baru bisa dibuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar